|
Birute Mary
Galdikas |
Profesor Doktor (Prof.Dr) Birute Mary
Galdikas, salah seorang ilmuawan wanita telah sukses, melestarikan kehidupan
orangutan yang hampir punah didunia. Kesuksesan Birute,tersebut bukan ditempuh
dengan waktu singkat, tapi ditempuh dengan perjuangan waktu yang sangat panjang
yakni selama 41 tahun.
Pejalanan
panjang Prof.Dr.Birute Mary Galdikas, peduli terhadap orangutan,seperti telah
dilansir dalam “biografinya” (Reflections) yang diagendakan pada “Blogg-Webb”
pribadinya nya di internet, diawali sejak kecil sudah nampak pintar dan
cerdas,bahkan pada usia 6 tahun sudah duduk di bangku sekolah (SD) kelas 2.
Birute
yang dilahirkan disalah satu kampung di Lithuania Kanada. sejak sekolah dasar sudah hoby
membaca buku-buku ceritera di perpustakaan sekolahnya. Buku ceritera pertama
yang dibaca dan disukai nya,berjudul“Corious George”. Dari buku itulah Birute
terinfirasi oleh sebuah ceritera seorang pria memakai topi kuning sambil
membawa seekor Monyet nakal, hingga Birute bercita-cita ingin menjadi seorang
wanita penjelajah dunia.
Pada tahun l964 keluarga Birute dari
Kanada pindah ke Amerika Serikat (AS), saat itu Birute telah berhasil
menyelesaikan studynya di UBC (Univercity of Britis Columbia) di kota
Vancoufer. Kemudian melanjutkan lagi kuliahnya di UCLA (Uni vercity California
Los Angeles). Pada tahun l966 dengan cepat Birute berhasil meraih Gelar “MASTER
ANTRO FOLOGI”.Pada saat mahasiswa pasca srjana tidak disangka-sangka Birute
bertemu dengan seorang Guru Besar dari Kenya Afrika , bernama Dr.Louis Leakey.
(Dan ternyata Dr.Louis Leakey lah sebagai dewa penolong, sekarang Birute bisa
berada di Pangkalan Bun Kabupaten Kobar. red).
Seperti dikisahkannya,
Guru Besar bernama Dr.Louis Leakey, sebagai peneliti kehidupan binatang langka
di dunia,menjadi perhatian tersendiri bagi Birut. Maka waktu Birute bertemu
dengan Dr.Louis Leakey oleh Birute
tidak di sia-siakan lagi, langsung berbicara ketertarikannya ingin
belajar tentang binatang langka yakni orangutan.
Mendengar ungkapan Birute sangat
tertarik dan serius ingin mempelajari tentang orangutan. Sementara Dr.Louis
Leakey, mengerut kan alis matanya, sambil bertanya dalam hatinya,” Benarkah
gadis secantik Birute, mau mempelajari kehidupan orangutan yang berada didalam
hutan ? “. Setelah Dr.Louis Leakey sedikit merenung,akhirnya dengan wajah
ceria,langsung menyambut dengan gembira keinginan Birute mempelajari kehidupan
orangutan.
Bahkan beberapa minggu kemudian,ketika
Birute mau berpamitan berangkat jauh study kebenua Kalimantan, Dr.Louis Leakey
memberi bantuan biaya. Dan dikabarkan pula oleh Dr.Louis Leakey,bahwa dirinya
juga sama telah member bantuan kepada dua muridnya,masing-masing Jane
Goodall,
yang mempelajari kehidupan Simpanse (monyet hitam), dan kepada Dian Fossey, yang mempelajri
kehidupan Gorilla Gunung.
Namun sebelum berangkat study ke
Kalimantan, Birute bukannya banyak di-do’akan selamat oleh teman-teman
kuliahnya. Tapi sebalik nya banyak mendapat ‘cemohan’. Katanya, Birute telah
nekad dan tidak akan berhasil study ke Indonesia (Kalimantan), karena hutan di
Kaliman tan masih liar dan ganas,serta akan sulit untuk menemukan kendaraan
masuk hutan dan tidak ada alat komunikasi.
Tapi semua cemohan dari
teman-temannya, oleh Birute tidak dihiraukannya, justru merupakan “cambuk”
untuk penambah semangat Birute study ke Kalimantan. Dan ternyata benar pada
tahun l971 Birute tiba lah di kawasan hutan tropis belantara yang terbilang
masih “perawan” di belahan bumi
Borneo-Kalimantan tepatnya di hutan Tanjung Puting- Kumai Kabupaten
Kotawaringin Barat (Kobar).
Satu minggu kemudian,setelah
sedikit mengenal hutan Tanjung Puting,kemudian Birute mulai aktif melakukan
berbagai kegiatan, dibantu oleh seorang pemuda Dayak,bernama “Bohap”. (Yang
akhirnya menjadi suami Birute ). Didalam hutan,Birute mendirikan sebuah “Camp”.
Dan untuk mengenang jasa-jasa Guru Besar Dr.Louis Leakey,maka camp pertama yang
dibangun Birute diberi nama “Camp Leakey” ( Sampai sekarang sudah dikenal du
dinia ).
Setelah kawasan “Camp Lea key”
didirikan tahun l986 maka Birute
mulai aktif bekerja keras
mendokumentasikan ekologi dan prilaku orangutan liar di hutan Tanjung Puting. 4
tahun kemu dian, Birute menulis
sebuah artikel khusus prilaku kehidupan orangutan disebuah majalah terkenal di
Amerika Serikat yaitu Majalah “National Geographic Magazine”, bahkan foto Birute Mary
Gladikas yang sedang menggendong anak orangutan menghias sampul depan majalah
tersebut.
Artikel tentang kehidupan orangutan,
karya Birute yang diiliustrasikan lengkap dengan berbagi foto orangutan yang di
ambil oleh foto grafer terkenal bernama Brindamour, akhirnya nama Birute
Mary Galdikas menjadi terkenal dikalangan professor/guru besar. Kemudian Birute
mendapat gelar Doktor (Dr) sebagai Ilmuawan Kon servasi,Pendidik orangutan dari
Indonesia Kalimantan.
Walaupun Birute telah
meraih gelar doctor, dia tetap semangat terus melakukan berbagai penelitian
lainnya. Karena penemuan ilmunya
untuk kepentingan ribuan orang dan berbagai
institusi perguruan tinggi baik di Indonesia maupun di luar negri. Dan juga
dedikasi Birute Mary Galdikas, menekuni dan memahami sifat-sifat kehidupan
orangutan tujuannya tiada lain agar orangutan jangan sampai punah di dunia ini.
Prof.Dr.Birute Mary Galadikas, salah
seorang ilmuawan wanita yang berhasil mendokumentasikan lahirnya orangutan,
dari rahim ibunya. Serta berhasil mencatat sekitar 400 jenis makanan yang di
konsumsi orangutan. Kemudian Birute juga telah mencatat secara detail ekologi
dan sifat- sifat social serta system perkawinan orang utan.
Kemudian Birute mendiri
kan Orangutan Foundation International (OFI) yang ber-markas di Los Angeles
California Kemudian Birute , mendrikan lagi sejumlah organisasi yang sama, di
Australia, Indonesia, dan Inggris, bahkan juga mendirikan sebuah Bank di
Lithuania, yaitu Ukio Bank dan Ekologi Birute Galdikas,yang didukung sebuah
Yayasan Vilnius di
Lithuania tempat lahir dan Sekolahnya Birute waktu kecil.
Pada bulan Maret l996 sampai akhir Maret l998, Birute
mendapat SK (Surat Keputusan) dari Departemen Kehutanan,RI sebagai
penjabat senior,dan pada bulan
Juni - 1997, Birute mendapat
Kehormatan meraih Piala Penghargaan yang cukup bergengsi di Indonesia, yaitu
Piala “Kalpataru”, langsung diserahkan oleh Presiden Soeharto kepada Birute di
Istana Negara, atas jasa-jasanya mempelajari dan meneliti serta
melestarikan orangutan di
Kalimantan.
Juga Dr.Birute Mary Galdikas telah
menerbitkan 4 buah buku otobiografinya Refpleksi Eden, dan CO-diedit volume
ilmiah. Serta menjabat sebagai editor buku ulasan untuk jurnal Primatologi.
Atas ketenarannya Prof.Dr.Birute Mary Galdikas banyak mengisi artikel-arti kel
karangannya di sejumlah media cetak terkenal di dunia yakni New Yort Time,
Washington Post, Los Angeles Time, juga di documenter telivisi, seperti KBK
Malaikat Ketiga, Mata Connie Chunguntuk Eye dan In The Wild bersama bintang
film wanita terkenal dunia Yulia Robets.
Documen televise terbarunya berjudul ”Kusasi”
dari Orphan kepada Raja, didampingi bintang film pria terkenal Meill Gibson
kemudian diceriterakan kelayar lebar Film dalam ceritera “THE TRIMATE”. Dan
film 3 Dimensi “IMAX”, distudarai
serta diceriterakan oleh Morgan Freeman. Film tersebut mendapat kehor matan
ditonton Presiden SBY dan beberapa unsur Kabinet RI pada tanggal 20 Pebruari
2012 di Theater Keong Mas Jakarta.Itulah kisah perjalanan panjang 41 tahun Prof.Dr.Birute
Mary Galdikas,berhasil melestarikan kehidupan orangutan,sehingga kini berkat
jasa-jasanya nama Pangkalan Bun-Kobar,terkenal kebeberapa Negara di dunia.
(Maman Wihardja).
1.
Pahlawan di Indonesia untuk Penghargaan Bumi (Kalpataru).
2.
Tyler Prize untuk Lingkungan Prestasi Institut
Sains Award -
Human Origins.
3. Petugas, Orde Kanada. 4.
Penghargaan Kemanusiaan PETA.
5. United Nations Global 500 . 6. Sierra
Club Chico Mendes .
7. Eddie Bauer Pahlawan bagi Bumi. 8. Ratu
Elizabeth II Comme-
mobrative .9.
Medali (Kanada) Chevron.
10.
Konservasi Penghargaan Kebanggaan Lituania.
11.
Medali Emas untuk Konser vasi, Chester Zoological -
Society (Inggris)
Explorer.
12.
Kepemim pinan, Royal Geographic Society dari Spanyol .
13.
Ratu Elizabeth II Jubilee .
14.
Medali Satya Lencana Pembangunan (Indonesia).